Menyelusuri Daerah Potensi Wisata di Sub-Distrik Atabae (4): Kota Peninggalan Portugis, sebuah Warisan Sejarah

  Esquadrão de Cavalaria No.6 Atabae (foto: Avelino Ferreira, 1973)
Inilah kota peninggalan bangsa Portugis di sub-distrik Atabae. Kota ini dibangun sekitar tahun 1960-an dan diresmikan pada tahun 1968. Sesungguhnya adalah sebuah markas militer penjajah Portugis. Markas ini dinamakan Escuadrao Cavalaria no.6 (ECAV.6) Atabai. Pada awal-awal tahun 1970-an, setelah Portugis meninggalkan tanah Timor, markas ini dijadikan basis pertahanan tentara FRETILIN (Frente Revolucionária do Timor Leste Independente). Dalam perkembangannya, Inonesia menginvasi dan menduduki tanah Timor secara ilegal, bangunan-bangunan tua ini ditelantarkan. Di tahun 1980-an digunakan untuk gedung Sekolah Dasar Negeri 01 Atabae, Balai Pertemuan, Pasar Tradisional, Kapela Rairobo dan sebuah gedung dijadikan kios oleh seorang China. Akhirnya pada masa kemerdekaan Timor-Leste, gedung-gedung tua ini direhabilitasi dan dijadikan markas Polisi Nasional Timor-Leste satuan khusus. 

Apel pagi (foto: Norberto Bennigno, 1968)
Salah satu rutinitas di markas Esquadrão de Cavalaria No.6 Atabai di tahun 1970-an. Para serdadu ini menjadi kebanggaan sekaligus ancaman bagi penduduk setempat. Rakyat jelata sangat takut, tidak berdaya menghadapi para kaki tangan Portugis ini. Rakyat dipaksa untuk membayar pajak dalam mata uang Portugis, Escudo. Bisa dibayangkan berapa banyak uang Portugis yang berdear di Atabai pada zaman itu. Berapa banyak rakyat yang mampu membayar? Berapa banyak rakyat yang harus melarikan diri, bersembunyi di hutan belantara dan goa-goa untuk menghindari pembayaran pajak. Berapa banyak yang ditangkap, disiksa lalu dipaksa kerja. Semua adalah bagian dari sejarah pahit masa lalu, yang tertanam di kota peninggalan ini. 

Sudut pemandagan menuju laut Ombai (foto: Norberto Benigno, 1970)
Salah satu sudut pemandangan dari markas Esquadrão de Cavalaria No.6 Atabai. Para tentara Portugis ini sedang mempersiapkan diri menghadiri perayaan memperingati peristiwa pembunuhan Francisco Duarte "Arbiru" di Hatu Bui Cari. Seperti diketahui bahwa, 'Arbiru' dibunuh oleh Kapir Bia Banas dan kelompoknya dengan sebuah peluru batu, di Goa Hatu Bui Cari pada tanggal 17 Juli 1899. Peristiwa pembunuhan ini menjadi titik balik bagi penduduk setempat menujukkan kepada bangsa Portugis bahwa tidak selamanya mereka berada di atas, menindas rakyat sesukanya. Kejadian ini juga adalah simbol perlawanan bangsa Timor terhadap kolonialisme Portugis. Kota peninggalan ini, masih menjadi saksi sejarah yang menyimpan banyak nilai historis tempu dulu. 

para tentara dan kuda kesayangannya (foto: Bob Hannan)
Bagi para wisatawan lokal dan asing, masih bisa menemukan sisa-sisa peninggalan Portugis di kota kampung ini. Banyak hal telah berubah seiring bergulirnya waktu dan pergantian kekuasaan demi kekuasaan. Tetapi di sini masih berdiam warisan sejarah yang belum terungkap. Bangunan-bangunan tua ini adalah saksi bisu sejarah itu sendiri. 
murid sekolah tahun 1970-an (foto: Bob Hannan)
Anak-anak sekolah di tahun 1970-an. Mereka kini telah tersebar ke belahan tanah Timor yang lain, bahkan di belahan benua lain, adapula yang masih menetap di sekitar Atabai dan yang lain telah berada di dunia lain. Mereka yang masih hidup menjadi saksi kunci berdirinya kota peninggalan bangsa Portugis ini. 

Untukmu semua, adalah tidak sulit menuju kota peninggalan bangsa Portugis di ibu kota Suco Rairobo, sub-distrik Atabae. Hanya dibutuhkan waktu kurang dari 1 jam dengan mobil 4WD dari ibu kota sub-distrik Atabae. Jalan raya menuju bangunan-bangunan tua ini pun sudah mulai ditata dengan baik. Berbagai jenis buah-buahan seperti mangga, jeruk, pepaya, kelapa muda yang segar bisa ditemukan di aldeia Faturase da sekitarnya dengan harga yang sangat murah. 

Bagi yang tertarik mengoleksi foto-foto bangunan tua dan pemandangan-pemandangan alam yang alami, jangan lupa bawa serta camera. Sepanjang perjalanan anda akan menyaksikan keindahan alam Atabai yang memanjakan mata, memberikan kesejukan walau udara terasa panas. Dari puncak bangunan tua peninggalan bangsa Portugis, anda bisa menyaksikan pemandangan laut di kejauahan sepanjang Ombai, pun anda bisa menatap keindahan bukit-bukit Atabai dan sekitarnya. 

Oleh: Bere Buti, dari berbagai sumber
Suatu siang di Hotel Imperial, pinggiran Danau Victoria, Africa Leste

1 comment:

Unknown said...

Apresia boten loos la dia ita, bele posting Kapir Bia Banas non Historia para Timor anan bele tara lau-lau jerasaun heun Atabai Anan. Historia smai parte sia, dasa no mestre boten dia atmasa non moas. Historia Atabai hei opan no blog sia nogo smai oketu sia 'sebuah Wadah' la dia Atabai Anan bele espresa. Au espera Atabai Anan romo bele kontribui mloin lau pita dia blog sia nogo para bele ori benefisiu (historikal, sosial no kultural). Espera mos katak dia haran sia ita bele botu arag ori diskuti kaka. Intelektual Atabai Anan tenke kontribui: idea, hakerek, puizia, nst......Salve Atabai Anan............

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...